Mahasiswa KKN Kolaboratif 182 kabupaten Jember mengadakan sosialisasi dan demonstrasi produk makanan sehat anti stunting. Acara ini bertujuan untuk memberikan inovasi dan pemahaman pentingnya melawan stunting. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan di kantor desa Gumuksari yang dihadiri oleh Kepala Desa, Bidan Desa, kader Posyandu dan PKK serta warga setempat, Selasa (11/08/2024).
Kegiatan ini bertajuk SIPANTING “Sosialisasi dan Demonstrasi Produk Anti Stunting”. Kegiatan tersebut dibuka dengan sambutan dari perwakilan mahasiswa KKN Kolaboratif 182, Bidan Desa dan Kepala Desa. Selanjutnya dipaparkan materi berjudul “Bersama dalam pencegahan stunting melalui terapi gizi” oleh narasumber mahasiswa ahli gizi. Demontrasi produk puding susu pepaya dan cookies kelor dilakukan oleh mahasiswa KKN-K dengan mengajak perwakilan kader.
Mahasiswa KKN Kolaboratif 182 mencari potensi dari sumber pangan yang ada di desa Gumuksari lalu mengembangkannya menjadi produk sehat yang berjangka panjang dan bermanfaat dalam pencegahan stunting. Ditemukan sumber pangan tersebut adalah daun kelor dan buah pepaya yang merupakan salah satu potensi desa yang masih jarang dimanfaatkan oleh warga. Mahasiswa KKN Kolaboratif 182 memanfaatkan potensi sebaik mungkin.
Hasil penelitian yang sudah teruji membuktikan bahwa daun kelor mengandung gizi yang tinggi, protein nabati, vitamin A, vitamin C, dan pepaya memiliki kandungan karbohidrat, vitamin A, C, E dan K, serta asam folat dan tinggi akan kalsium. Hal tersebut berguna untuk pertumbuhan anak-anak sehingga mempengaruhi penurunan angka stunting di desa Gumuksari
Mengenai keunggulan daun kelor dan buah pepaya bagi penderita stunting, dimana dalam satu mangkuk daun kelor sekitar 21 gram mengandung protein nabati. Sedangkan satu buah pepaya (230 gram) dapat mengandung 46 kalsium dan vitamin A, C, E, K yang baik untuk perkembangan balita. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai alternatif protein yang belum tercukupi. Selain itu kandungan zat besi, magnesium dan kalsium pada kelor dan pepaya sangat membantu untuk kesehatan tulang pada pertumbuhan balita.
Mengonsumsi daun kelor dapat menjadi salah satu langkah awal yang baik untuk memulai hidup sehat. Produk tersebut dapat berupa olahan sayur, teh, tepung, kukis, dan puding yang dapat meningkatkan kualitas gizi makanan pada anak. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan masyarakat Desa Gumuksari mampu memanfaatkan potensi sumber pangan yang ada untuk keberlanjutan gaya hidup sehat dan gizi yang tercukupi.
Target dan sasaran dari pembuatan produk anti stunting yaitu kader posyandu dan PKK desa Gumuksari. Kader-kader tersebut nantinya diharapkan dapat menerapkan hasil sosialisasi hingga menjangkau pada kalangan remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui,batita dan balita. Dari ke enam terget tersebut diharapkan membantu anak-anak mau mengonsumsi daun kelor dan buah pepaya sehingga asupan vitamin, zat besi, mineral dan protein dapat tercukupi dengan baik.
Respon peserta yang mengikuti sosialisasi produk anti stunting tersebut umumnya positif. Peserta menyambut dengan sangat baik kegiatan sosialisasi ini, karena dapat diterapkan sebagai variasi dalam membuat MP-Asi, PMT pada posyandu dan makanan pendamping sehari-hari. Bidan desa juga menyambut baik kegiatan ini karena dapat menjadi salah satu langkah dalam mengurangi angka stunting di desa Gumuksari dengan potensi yang ada.
Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq
Universitas PGRI Argopuro
Universitas dr. Soebandi
Universitas Islam Jember
Universitas Jember